Sabtu, 01 Februari 2025

Kenangan Indah yang Terabadikan


“Holding your hand in my hand.

I care for you, still, and I will forever.”

— hal 107

Kalian pernah nggak sih merasa sayang banget sama seseorang? Bisa aja ke keluarga, sahabat, atau pacar. Perasaan itu emang normal banget buat manusia, kan? Pada dasarnya, setiap orang pasti butuh perhatian, pengakuan, dan dukungan. Jadi, wajar aja kalau kita ingin dimengerti, dicintai, dan dibutuhkan oleh orang-orang terdekat kita.

Nggak cuma ke pasangan, bahkan saat lagi sama keluarga atau teman, kita sering kali merasa butuh perhatian itu. Itu semua udah jadi naluri alami kita sebagai manusia. Hal yang sama juga dirasain oleh Dean Bjorn dan Alea Khiar, dua tokoh utama dari novel Turning Page karya Auryn Vientania. Mereka berdua punya kisah cinta yang menarik banget, yang dimulai di negeri Jerman.

Di buku pertama, Alster Lake, kita udah diperkenalkan dengan hubungan mereka. Kisah mereka di Alster Lake mulai saat Alea secara nggak sengaja ninggalin bukunya di perpustakaan yang kemudian ditemukan oleh seorang pria. Ternyata, pria itu adalah Dean, penulis buku yang jadi favorit Alea. Dan siapa sangka kalau Dean jadi tertarik sama Alea? Karena ketertarikan mereka pada negara Jerman, hubungan mereka pun makin dekat, sampai akhirnya mereka berdua mulai jatuh cinta.

Pada awalnya, hubungan mereka berjalan lancar. Dean sempat menyatakan cintanya lewat surat di tepi Alster Lake, dan Alea juga ngerasa jatuh cinta pada Dean sejak awal, bahkan sebelum mereka kenal. Tapi, sayangnya, hubungan mereka nggak semulus yang dibayangin. Banyak masalah yang datang, dan akhirnya, mereka pun harus berpisah. Dean sibuk sama urusan beasiswa di Jerman, sementara Alea bingung dan kecewa karena tiba-tiba Dean hilang tanpa kabar.

Turning Page adalah buku kedua dari Auryn Vientania setelah Alster Lake. Di Turning Page, dia nggak cuma nyajikan cerita yang menarik, tapi juga dilengkapi dengan ilustrasi yang bikin buku ini makin hidup dan unik. Bahkan, buku ini bisa dibilang kayak diary pribadi Dean tentang perasaannya ke Alea.

Buku ini lebih fokus ke hubungan Dean dan Alea lewat gambar-gambar manis dan tulisan yang penuh perasaan. Di dalam buku ini, Dean nggak pernah mau menggambar manusia. Menurut dia, manusia itu nggak abadi, jadi buat apa digambar? Tapi, Alea adalah pengecualian. Dean berharap Alea nggak akan berubah, dia ingin Alea selalu jadi sosok yang dia kenal dan cintai. Dan semua harapan itu terlukis dalam gambar-gambar yang dia buat.

Kisah Turning Page berlanjut dengan Dean dan Alea yang masih di Jerman, di sekitar Alster Lake. Mereka berdua sangat berbeda karakter, tapi saling tarik-menarik. Dean merasa kalau Alea adalah cat warna yang memberi keunikan dalam hidupnya. Semua kenangan mereka, seperti saat Alea melapisi lukisan Dean dengan varnish agar warnanya nggak pudar, bikin Dean berharap dunia nyata bisa seperti itu. Dia berharap bisa mengabadikan momen indah mereka agar tetap bertahan selamanya.

Kisah ini nggak cuma soal cinta, tapi juga tentang harapan, kenangan, dan keabadian. Apakah mereka akan bertemu lagi? Apakah semua harapan Dean akan jadi kenyataan? Penasaran kan? Makanya, baca deh Turning Page buat tahu jawabannya.

Saat baca Turning Page, kalian bakal dimanjakan banget sama ilustrasi yang cantik banget. Bukunya nggak cuma berisi kata-kata, tapi juga gambar-gambar yang bikin kalian bener-bener ngerasain apa yang dirasakan oleh Dean. Setiap halaman berasa seperti diary pribadi Dean yang nulis tentang perasaannya ke Alea. Gak cuma itu, ilustrasi dalam buku ini bener-bener punya makna yang dalam.

Walaupun buku ini cuma 220 halaman, kalian nggak akan ngerasa bosan. Alurnya ringan banget, jadi cerita mengalir dengan cepat dan nggak bikin kalian ngerasa terjebak di halaman yang sama. Buat kalian yang baru mulai rajin baca, Turning Page bisa jadi pilihan yang tepat, karena ada 50% ilustrasi dan 50% narasi, jadi nggak bakal ngebosenin.

Kisah romansa antara Dean dan Alea juga sangat pas. Nggak lebay dan nggak kekanak-kanakan. Semua porsinya pas banget, meskipun hubungan mereka memang dinamis dan penuh drama. Tapi, yang bikin beda adalah sedikitnya narasi di dalam buku ini, yang jadi salah satu kekurangannya. Jadi, kalau kalian lebih suka novel dengan narasi panjang, buku ini mungkin nggak sepenuhnya cocok.

Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan:
  • Buku ini unik banget karena ilustrasinya yang keren.
  • Cerita langsung to the point dan nggak bertele-tele.
  • Bahasa yang dipakai sangat sederhana, jadi gampang dipahami.
  • Alurnya nggak terlalu berlebihan.
  • Konsep buku yang kayak diary bikin baca jadi lebih personal dan menyentuh.
Kekurangan:
  • Beberapa inti cerita nggak dijelasin dengan detail, jadi bisa bikin pembaca bingung.
  • Kalau kalian lebih suka narasi panjang, buku ini mungkin kurang cocok.

Kesimpulan : 

Kisah antara Dean dan Alea ngajarin kita banyak hal, terutama soal harapan, kenangan, dan arti keabadian. Bahkan, kita bisa belajar tentang pentingnya menulis diary atau jurnal buat merenung dan ngelihat proses diri kita berkembang. Dari buku Turning Page, kita juga bisa belajar kalau kenangan itu bisa diabadikan dengan cara kita masing-masing.

Buku ini nggak cuma cerita tentang cinta, tapi juga tentang pengertian diri sendiri dan mengabadikan momen spesial. Jadi, kalau kalian suka cerita dengan ilustrasi manis dan alur yang nggak bertele-tele, Turning Page bisa jadi pilihan yang tepat. Okee segitu aja review nya pokok ini tuh novel cantik, aesthetic, dan bagus banget aangat rekomendasi. Jarang banget ketemu novel yang tiap lembarnya di penuhi sama. gambar-gambar gemes. Sekian dari aku makasih bye 👋👋

Hold On, It Hurts: Takdir yang Dipaksakan


Fyuhh okee tarikk nafass... HAI TEMAN-TEMAN kali ini aku bakal review novel yang agak sakit. Enggak sih bukan agak sakit lagi tapi EMANG SAKIT emosi tau baca ini istighfar mulu. Oke novel ini diadaptasi dari AU. Buat yang sering nongkrong di platform X, pasti nggak asing sama novel Hold On, It Hurts karya Noveni Adelia. Awalnya, cerita ini diposting di akun X @lalalafindyou dan sukses banget! Bayangin aja, udah di-retweet lebih dari 102 ribu kali dan dapet 250 ribu likes. Selain itu, novel ini juga sempat diunggah di Wattpad dengan akun @la3xfindyou dan udah dibaca lebih dari 5,7 ribu kali dengan 611 votes. Nggak heran sih, karena ceritanya bener-bener bikin baper!

Jadi ceritanya tentang Anindia, cewek yang punya ekspektasi tinggi soal pernikahan. Sejak kecil, dia selalu ngebayangin kehidupan rumah tangga yang penuh cinta dan kehangatan. Tapi sayangnya, realita nggak seindah drama Korea. Jeandra suaminya punya ego yang segede gunung dan ngerasa kalau Anin cuma jadi pengganggu dalam hidupnya. Perlakuan Jeandra ke Anin bikin semua impian indahnya tentang pernikahan hancur dalam sekejap.

Dari kisah ini, kita bakal diajak buat ngerasain perihnya hubungan yang nggak sejalan, di mana cinta yang diharapkan nggak selalu datang dari orang yang seharusnya mencintai kita. Siap-siap aja buat kebawa emosi dan ikutan ngerasain sakitnya Anin! Oke kita mulai pendahuluannya dari tokoh utama kita let's go!! 

Pendahuluan dari Anindia

Jakarta, 15 Januari 2021. Waktu itu aku masih sembilan tahun, dan di pikiranku, pernikahan adalah sesuatu yang indah. Aku membayangkan dua orang yang saling mencintai akan bersatu, menjalani hidup bersama, dan bahagia selamanya. Aku yakin, menikah itu bagian dari dongeng yang nyata, sesuatu yang selalu dinanti dan penuh kebahagiaan.

Tapi ternyata, hidup nggak sesederhana itu. Makin dewasa, makin banyak hal yang nggak sesuai ekspektasi, termasuk soal pernikahan. Semua mimpi indah yang kubangun selama bertahun-tahun hancur begitu saja karena satu orang: Laksamana Jeandra Galuhpati. Lelaki itu merusak semua bayanganku tentang pernikahan. Dia bikin aku berkali-kali meragukan diri sendiri, jatuh dalam luka yang dalam, dan akhirnya meninggalkanku dalam kesendirian. Aku nggak pernah membayangkan akan membenci pernikahan, tapi karena dia, aku merasakan itu untuk pertama kalinya.

Sejak saat itu, aku sadar bahwa pernikahan bukan sekadar janji suci atau cinta yang indah seperti yang dulu kubayangkan. Kadang, pernikahan hanyalah sebuah ikatan yang dipaksakan, sebuah kompromi antara keinginan dan kenyataan yang nggak bisa kita hindari. Dan aku adalah salah satu orang yang harus menghadapinya, tanpa bisa memilih jalan keluar.

Pendahuluan dari Jeandra

Orang-orang sering bilang kalau menikah itu soal menyatukan dua jiwa dalam satu tubuh, tapi tetap dengan kepala yang berbeda. Dari kecil, aku tumbuh dengan pemahaman itu. Aku melihat langsung bagaimana orang tuaku menjalani pernikahan mereka—ada masa-masa indah, tapi juga ada banyak pertengkaran dan perbedaan yang sulit disatukan.

Tapi masalahnya, perempuan yang berdiri di depan altar waktu itu bukan orang yang kuinginkan. Dia Anindia bukan Karinina.

Aku nggak pernah menginginkan Anindia dalam hidupku. Aku nggak pernah membayangkan harus berbagi atap, berbagi waktu, atau bahkan berbagi perasaan dengannya. Satu-satunya orang yang ingin kunikahi adalah Karinina, seseorang yang sudah ada dalam hidupku jauh sebelum Anindia dipaksa masuk ke dalamnya.

Lalu, bagaimana aku bisa menjalani pernikahan ini? Bagaimana mungkin aku bisa hidup dengan seseorang yang bukan pilihanku?

Ketika Pernikahan Tidak Selalu Manis

Pernikahan Anin bukan terjadi karena cinta, tapi karena perjodohan. Semua ini bukan keinginannya, melainkan tuntutan dari seseorang yang harus ia hormati. Dan seakan semuanya belum cukup menyakitkan, di hari pernikahannya sendiri, ia harus menerima kenyataan lain yang lebih pahit.

Dengan gaun pengantin yang sempurna, rambutnya yang tertata rapi, dan buket mawar merah muda yang digenggamnya erat, Anin berdiri di samping Papa. Wajahnya tetap tersenyum, meski hatinya sudah porak-poranda. Berkali-kali Papa menarik napas dalam, mencoba menahan air mata agar tak jatuh di depan putrinya.

Anin menguatkan dirinya. Namun, begitu matanya menatap ke depan, ke arah laki-laki yang seharusnya menjadi "pangerannya," ia tahu bahwa harapan itu hanyalah mimpi kosong. Yang berdiri di sana bukan pria yang akan membawanya ke kebahagiaan, melainkan seseorang yang menatapnya dengan dingin dan penuh amarah seakan ia adalah badai yang akan menghancurkan hidupnya.

Anin sadar, ini bukan awal yang indah. Ini adalah awal dari kisah yang penuh luka.

Kelebihan:

Hold On, It Hurts punya cerita yang klasik tapi tetap bikin nagih. Tema perjodohan memang sudah sering digunakan, tapi Noveni Adelia berhasil mengemasnya dengan cara yang unik dan emosional. Setiap bab membawa pembaca lebih dalam ke dalam konflik yang semakin kompleks, bikin susah buat berhenti membaca.

Alurnya yang maju-mundur bikin cerita semakin menarik. Kita nggak cuma melihat bagaimana hubungan para tokoh berkembang, tapi juga memahami latar belakang dan alasan di balik keputusan mereka. Cara ini bikin pembaca semakin relate sama karakter, karena kita bisa melihat sisi lain dari setiap peristiwa yang terjadi.

Karakter dalam novel ini juga digambarkan dengan sangat kuat dan realistis. Anindia adalah tokoh yang penuh dengan luka, tapi juga memiliki ketegaran yang luar biasa. Jeandra, meski menyebalkan, tetap memiliki sisi manusiawi yang bikin kita kadang kasihan dan kadang gemas. Perbedaan karakter yang kontras ini justru yang bikin cerita semakin seru dan dinamis.

Novel ini juga punya banyak kejutan. Ada beberapa plot twist yang sukses bikin pembaca terkejut dan nggak bisa berhenti membaca.

Kekurangan:

Salah satu hal yang mungkin bisa bikin pembaca agak capek adalah alurnya yang cukup lambat di beberapa bagian. Ada beberapa adegan yang terasa terlalu panjang, sehingga bisa membuat pembaca kehilangan fokus.

Panjang cerita juga bisa jadi tantangan tersendiri. Beberapa bagian sebenarnya bisa lebih dipersingkat tanpa mengurangi esensi cerita.

Penggunaan bahasa yang kadang terlalu dramatis atau hiperbolis bisa membuat beberapa adegan terasa berlebihan. Kalau sedikit lebih natural, ceritanya pasti bakal lebih kena di hati pembaca. 

Pesan Moral

Dari novel ini, kita bisa belajar satu hal penting: jangan pernah memaksakan kehendak ke orang lain, terutama dalam hal pernikahan.

Orang tua sering kali berpikir bahwa mereka tahu apa yang terbaik untuk anaknya. Mereka mengambil keputusan dengan alasan "demi kebaikan," tanpa benar-benar bertanya apakah anak mereka menginginkan hal yang sama.

Tapi pada akhirnya, hidup adalah milik kita sendiri. Kita yang menjalani, kita yang merasakan, kita yang harus menerima konsekuensinya. Pernikahan bukan sesuatu yang bisa dipaksakan, karena tanpa cinta dan kemauan dari kedua belah pihak, pernikahan hanya akan menjadi ikatan kosong yang menyiksa.

Jadi, kalau ada satu hal yang bisa kita ambil dari cerita ini, itu adalah bahwa setiap orang berhak memilih jalan hidupnya sendiri. Jangan biarkan orang lain menentukan kebahagiaan kita, karena kebahagiaan itu harus kita ciptakan sendiri.

Oke kita tarik napas, gimana dari sekelebat aja udah bisa ngerasain sesakit apa jadi Anindia. Tapi Anin tuh kuat banget Ya Allah gak habis pikir aku. Dia udah di apain aja sama Jean masihh aja tetep di maafin di pertahanin. Kalian kalau baca pasti gak mungkin enggak pasti nih pastii bakal maki-maki si Jean kek lu tuhh arghh. Di situ kan aku spil dikit lagi soalnya dia tas gak aku masukin, Anin punya temen sama-sama dokter namanya Akasara nah dia nih suka sama Anin, dan kalian tau apa AKU ADALAH SALAH SATU ORANG YANG MENDUKUNG MEREKA SAMA-SAMA, dan ngedukung Anin sama si Jean cerai biarin si Jean tuh nyesel mampus tau rasa ihhh greget bangett akuu. Oke segitu aja gess jangan banyak-banyak nanti kalaian gak mewek kalau aku spil semua. Aku jamin kalian bakal mewek, sesek banget soalnya. Aku aja tiap baca nangis huhuhu. Segitu dulu guys bye bye 👋👋

Sumber foto : https://pin.it/2fwMR4YyY


Malioboro at Midnight: Kisah Cinta, Overthinking, dan Malam yang Bikin Galau


Selalu ada alasan di balik setiap keputusan yang diambil seseorang. Seburuk apa pun kelihatannya di mata orang lain, bagi pelaku, itu adalah pilihan terbaik yang dia punya saat itu. Tapi sayangnya, sekeras apa pun aku berusaha, suaraku nggak sampai, pelukanku nggak lagi bisa ngusir dingin, dan perjuanganku cuma dianggap angin lalu. Sebesar apa pun alasanku, kalau cuma kupendam sendiri, semuanya bakal sia-sia. Perasaan butuh tempat buat diungkapin, bukan cuma muter-muter di kepala tanpa ada yang tahu.

Nah, buat kamu yang suka overthinking soal hubungan, siap-siap makin kepikiran setelah baca Malioboro at Midnight! Novel ini ditulis oleh Skyshpire, Nama “Sky” tidak hanya mencerminkan rasa cinta mendalamnya terhadap langit, tetapi juga menjadi bentuk penghormatan khusus untuk SKY, akronim dari nama-nama idola favoritnya: Sehun, Kai, dan Chanyeol, yang telah menjadi sumber inspirasi penting dalam hidupnya. Meski judulnya Malioboro, ini bukan sekadar cerita tentang tempat di Jogja, tapi lebih ke kisah cinta segitiga yang terjadi di dua kota: Yogyakarta dan Jakarta.

Di sini, aku bakal diajak masuk ke drama antara cinta, karier, dan keputusan-keputusan sulit yang bisa mengubah hidup seseorang. Percaya deh, novel ini bakal bikin aku relate banget sama dilema yang mungkin pernah atau bisa jadi lagi kita alami!

Jogja yang biasanya hangat dan ramah terasa beda banget malam ini. Kota itu mendadak dingin, seolah-olah ikut ngerasain perasaan Sera yang lagi kacau. Dari balkon lantai enam apartemennya, angin bertiup kencang, bikin pintu kaca beradu dan nambah kesan dramatis. Biasanya langit Jogja dipenuhi bintang, tapi malam ini justru mendung berat, kayak siap nangis bareng Sera.

Sera berdiri di atas balkon, matanya berkaca-kaca. Dari situ, dia bisa lihat rumah-rumah warga yang lampunya masih nyala, jalanan yang mulai sepi, kolam renang di bawah yang tampak tenang, sampai gerobak nasi goreng langganannya di ujung gang. Tapi semua itu perlahan mulai kabur karena air mata yang terus mengalir di pipinya. "Kalau aku lompat sekarang, apa semua rasa sakit ini bakal hilang?" pikirnya.

Buat banyak orang, tengah malam adalah waktu buat tidur nyenyak. Tapi buat Sera, ini adalah saat paling menyiksa. Sepi, overthinking, dan bayangan masa lalu yang terus datang. Hubungannya sama Jan Ichard, pacarnya yang sekarang jadi penyanyi terkenal di Jakarta, makin hari makin jauh. Popularitas udah ngambil Ichard dari sisi Sera, ninggalin dia sendirian di Jogja.

Tapi hidup emang suka ngasih kejutan di saat nggak terduga. Di tengah malam yang menyiksa itu, pintu kamar Sera tiba-tiba didobrak sama seorang cowok asing. Malioboro Hartigan—cowok yang entah kenapa bisa nyasar ke hidup Sera di saat yang pas. Malio, dengan kepribadiannya yang unik, perlahan jadi seseorang yang bisa nemenin Sera. Dia nggak cuma sekadar hadir, tapi juga ngajarin Sera buat nggak ngerasa sendirian lagi.

Tapi dengan hadirnya Malio, perasaan Sera ke Ichard jadi makin rumit. Apakah Malio, tanpa dia sadari, sebenernya adalah "Midnight" terbaik dalam hidupnya? Dan gimana akhirnya kisah Sera, Jan Ichard, dan Malioboro Hartigan ini bakal berakhir? pokok di sini kalian bakal di bikin emosi, bimbang, greget, dan sensi mungkin sangkin gedeg nya. Kalau penasaran mending kalian kepoin akun X nya Kak Sky siapa tau belum di unpublish? 

Kelebihan Novel Malioboro at Midnight

Buat yang suka cerita romance tapi nggak mau yang terlalu cheesy, Malioboro at Midnight bisa jadi pilihan yang pas! Alurnya ngalir banget, konfliknya relate sama kehidupan nyata, dan nggak terlalu lebay. Cerita cinta segitiga antara Sera, Jan Ichard, dan Malio disusun dengan apik. Nggak cuma soal percintaan, novel ini juga ngebahas dinamika keluarga yang dalem dan penuh makna.

Karakter-karakternya juga dibuat realistis dan punya kedalaman masing-masing. Sera digambarkan dengan segala kelebihan dan kekurangannya, jadi terasa lebih manusiawi. Sementara Malio, dengan kepribadiannya yang unik, bikin cerita ini makin seru. Interaksi antara Sera dan Malio juga sukses bikin senyum-senyum sendiri!

Satu hal yang bikin novel ini beda adalah detail penggambaran suasananya. Mulai dari sepinya malam di Jogja, lampu-lampu kota yang temaram, sampai gerobak nasi goreng di pinggir jalan—semuanya tergambar dengan jelas. Rasanya kayak lagi beneran ada di sana!

Dan yang paling penting, bahasa yang dipakai di novel ini nggak kaku. Penulis pake bahasa yang ringan dan kekinian, jadi bacanya nyaman dan nggak ngebosenin. Ditambah humor segar di beberapa bagian, bikin novel ini tetap ringan meskipun temanya cukup emosional.

Kekurangan Novel Malioboro at Midnight

Meski seru, ada beberapa hal yang mungkin agak kurang cocok buat beberapa pembaca. Salah satunya, elemen cinta segitiga yang bisa dibilang sedikit mengarah ke perselingkuhan. Cara penyajiannya kadang bikin seolah-olah tindakan itu "dimaklumi" karena alasan emosi. Buat yang kurang nyaman dengan tema kayak gini, mungkin bakal merasa sedikit terganggu.

Selain itu, ada beberapa typo yang cukup sering muncul. Memang nggak sampai bikin cerita jadi susah dipahami, tapi tetap aja bisa sedikit mengganggu pengalaman baca. Kalau diedit lebih rapi, pasti novel ini bakal makin asik buat dinikmati!

Tapi terlepas dari kekurangan itu, Malioboro at Midnight tetap layak buat masuk daftar bacaan. Buat yang suka cerita romance dengan drama yang nggak biasa, novel ini bakal cocok banget. Ditambah latar Yogyakarta yang penuh nuansa, novel ini bakal ngajak kamu ngerasain sendiri keindahan dan kesepian kota yang romantis ini.

Okeee mungkin itu aja dari aku, yaa intinya hidup memang susah di tebak, pasti adaa ajaa. Sekian deh dari aku semoga dengan review ini membantu kalian bye 👋




Eknath: Ketemu Idola di Tempat Tak Terduga, Kok Bisa?


Hai teman-teman ketemu lagi sama aku!! Hari ini aku mau review novel. yang dari AU lagi nihhh. Buat yang sering nongkrong di X dan suka baca AU (Alternative Universe), pasti udah nggak asing lagi sama Eknath. Novel ini awalnya adalah cerita AU yang ditulis oleh akun @sotogakpaketomat dan sukses viral di X. Bayangin aja, sejak pertama kali diposting pada September 2022, cerita ini udah dapet lebih dari 53 ribu retweet dan 129 ribu likes! WOW bgt gak sihhh!!! 

Nah, Eknath adalah salah satu AU yang berhasil diangkat jadi novel! Dari yang awalnya cuma berseliweran di timeline X, sekarang bisa dinikmati dalam bentuk buku. Jadi makin gampang buat yang pengen baca ulang tanpa harus scroll-scroll terus. Jadi, sebenernya Eknath ini bercerita tentang apa, sih? Yuk, langsung aja aku kasih review dan garis besarnya. 

Buat yang suka cerita AU di Twitter, pasti udah nggak asing sama Eknath, karya dari @sotogakpaketomat yang sukses bikin banyak orang baper! Cerita ini awalnya viral di Twitter dan akhirnya diangkat jadi novel. Nah, penasaran kan, Eknath tuh ceritanya tentang apa?

Jadi, novel ini ngikutin kisah Kaluna, seorang dokter hewan yang punya dua cinta dalam hidupnya: hewan dan musik. Kaluna ngefans banget sama East Coast, sebuah band yang sering nongkrong di playlist-nya. Apalagi Juan, sang gitaris band itu, udah kayak idola yang selalu ngasih inspirasi buat dia.

Suatu hari, gara-gara temennya tiba-tiba nuker jadwal kerja tanpa izin, Kaluna terpaksa masuk kerja di hari liburnya. Awalnya dia kesel banget, tapi siapa sangka hari itu malah jadi hari yang nggak akan pernah dia lupain? Soalnya, tiba-tiba Juan Eknath—gitaris band favoritnya—datang ke klinik bawa kucing kesayangannya, El, yang lagi sakit!

Coba bayangin, ketemu idola lo secara langsung di tempat kerja, dan bukan sekadar ketemu, tapi lo juga harus nolongin hewan peliharaannya. Kaluna yang awalnya cuma bisa ngefans dari jauh, sekarang malah beneran ngobrol sama Juan, bahkan jadi dokter kepercayaan buat kucingnya!

Dari yang awalnya cuma interaksi profesional, hubungan Kaluna dan Juan makin deket. Mereka sering ngobrol soal musik, band favorit, dan ternyata punya banyak kesamaan. Tanpa sadar, perasaan pun mulai tumbuh di antara mereka.

Tapi, gimana kelanjutannya? Apakah Kaluna dan Juan bakal bisa bareng? Atau ini cuma sekadar fangirl moment yang terlalu indah buat jadi nyata? Okee sampe sini udah kebayang kan gimana serunya, gak usah lama-lama mending sekarang kalian buka X dan langsung baca kalau gak mau beli buku. Tapi kalau mau beli buku checkout sekarang di e-commerce kalian!!! 

Kenapa Harus Baca Eknath?

Kalau lo lagi cari bacaan ringan yang bikin senyum-senyum sendiri, Eknath wajib masuk list! Ceritanya manis, nggak lebay, dan dikemas dengan cara yang bikin pembaca betah. Kombinasi dokter hewan + gitaris band rock-pop? Siapa yang nolak, coba?

Juan Eknath sendiri digambarkan sebagai cowok yang hampir too good to be true—gentle, perhatian, dan selalu memperlakukan cewek kayak putri. Buat yang ngefans K-Pop, karakter Juan ini pasti bisa jadi jembatan halu yang seru banget.

Nggak cuma soal cinta-cintaan, Eknath juga punya pesan moral. Salah satunya, kalau mau punya hewan peliharaan, pastiin lo udah siap buat bertanggung jawab. Hewan juga punya nyawa, jadi nggak bisa sembarangan asal pelihara terus ditelantarin.

Kekurangan Eknath

Meskipun ceritanya asik dan bikin baper, ada satu hal yang mungkin bikin beberapa pembaca agak "hmm". Juan digambarkan terlalu sempurna—kayak cowok yang paham semua bahasa cinta, super pengertian, romantis, dan nyaris nggak ada celanya. Makanya, jangan terlalu kebawa halu, ya! Cowok kayak Juan mungkin ada, tapi susah banget ditemukan di dunia nyata.

Jadi, buat lo yang pengen baca kisah cinta manis yang nggak ribet dan bikin hati anget, Eknath bisa jadi pilihan yang pas! Siapa tahu, setelah baca ini, lo juga jadi berharap bisa ketemu idola lo di tempat yang nggak terduga!

Segitu aja review dari akuu, makasih udah baca dan berkunjung bye 👋

Sumber foto : https://images.app.goo.gl/SpdtbFsoCVHfBp417


Hilmy Milan: Kisah Cinta Manis yang Bikin Senyum-Senyum Sendiri

Hei Hei hei kembali lagi dengan aku!! kali ini mau review novel dari Nadia Ristivani. Awal mula novel ini sebenarnya dari AU (Alternatif Univers) yang di unggah di akun X yang bernama @ijoscripts milik Nadia. Novel ini tuh main cerita dari Hello Cello, aku bukan menyebutkan Hello Cello sebagai lanjutan dari novel Hilmy Milan karena waktu Cello pdkt sama Helga di situ juga di singgung bahwa Milan juga pdkt dengan Hilmy, yaa tapi yang jadi duluan juga Milan Hlmy, tapi novel Hello Cello gak bisa di sebut lanjutan karena waktunya yang bersamaan. Jadi Nadia nulis novel ini dulu baru novel Hello Cello. 

Siapa sangka, cerita karangan Nadia yang awalnya cuma diunggah di akun X @ijoscripts, sekarang malah booming banget! Banyak banget yang suka, sampai akhirnya dilirik penerbit buat dijadiin novel. Bahkan, novel ini diterbitkan lebih dulu dibanding karya pertamanya, The Camarro, yang juga sempat viral.

Nah, novel Hilmy Milan ini bercerita tentang dua mahasiswa, Hilmy dan Milan, yang punya kisah romansa unik. Walaupun genrenya romance, cerita ini nggak klise dan tetep seru buat diikuti. Cocok banget buat yang pengen baca cerita cinta ringan, tapi tetep ada maknanya.

Kenapa Hilmy Milan Bisa Viral?

Jadi gini, novel ini awalnya adalah alternative universe (AU) yang diunggah di Twitter. Nggak nyangka, cerita ini malah dapet ratusan ribu likes dan followers akun @ijoscripts langsung naik drastis sampai 126 ribu lebih! Karena viral, akhirnya pihak penerbit tertarik buat menerbitkannya dalam bentuk novel. Akhirnya, novel Hilmy Milan resmi rilis pada 12 November 2021 lewat penerbit Kawah Media Pustaka.

Setelah sukses dengan novel pertamanya, Nadia sekarang lagi sibuk nyiapin novel kedua yang berjudul Hello, Cello. Walaupun belum resmi rilis, novel ini udah buka pre-order, lho!


Sinopsis Hilmy Milan

Cerita ini fokus ke Milan, cewek satu-satunya di keluarga mafia berdarah campuran Indonesia-Italia yang sering disebut keluarga Camarro. Nah, Milan ini punya saudara kembar, Marcello, yang kebetulan sahabatan sama Hilmy. Yang bikin seru, Hilmy ternyata naksir Milan, tapi nggak mau keliatan jelas kalau dia lagi pedekate. Makanya, dia sering modus dengan cara yang nggak biasa.

Hilmy tuh tipe cowok yang nggak frontal nunjukin perasaannya. Dia lebih suka kasih perhatian kecil-kecil yang bikin baper. Contohnya, dia rela kasih kursi paling nyaman buat Milan pas AC kelas rusak, pura-pura butuh belajar bareng biar bisa ngabisin waktu sama Milan, sampai selalu siap di parkiran buat jemput Milan pas hujan. Bahkan, dia nggak ragu beliin pembalut kalau Milan lagi butuh—cowok kayak gini langka banget, kan?

Tapi ya, sepandai-pandainya Hilmy nutupin perasaannya, tetep aja ketahuan. Milan tanpa sengaja nemuin catatan di HP Hilmy yang isinya fakta-fakta tentang dirinya. Ketahuan deh semua modusnya!

Dari situ, Milan mulai sadar kalau Hilmy selalu ada buat dia. Awalnya Milan itu cewek yang super dingin, tapi perlahan-lahan dia luluh juga. Hilmy sukses bikin Milan ngerasain kupu-kupu di perut!

Hubungan mereka makin erat dan akhirnya resmi jadian dengan cara yang nggak biasa. Tapi, jadi pacarnya Milan itu nggak gampang. Milan punya kakak-kakak yang super protektif, jadi Hilmy harus "di-ospek" dulu sama keluarga Camarro. Untungnya, dia lolos!

Kelebihan Novel Hilmy Milan

Salah satu hal yang bikin novel ini menarik adalah gaya penulisan Nadia Ristivani yang ringan dan enak dibaca. Ceritanya juga relate banget sama kehidupan remaja, terutama buat yang pernah ngalamin cinta-cintaan tapi gengsi buat ngakuin perasaan.

Karakter Hilmy dan Milan juga kuat banget. Hilmy tuh cowok tengil tapi romantis, sementara Milan cuek tapi punya sisi rapuh. Interaksi mereka bikin gemes! Alur ceritanya juga sederhana tapi nggak ngebosenin. Cocok buat dibaca di waktu senggang.


Kekurangan Novel Hilmy Milan

Walaupun seru, ada beberapa pembaca yang ngerasa kalau di awal cerita alurnya agak lambat, jadi butuh sedikit kesabaran buat menikmati bagian awalnya. Selain itu, ada beberapa pengulangan kata dan typo yang mungkin bisa lebih diperbaiki lagi di edisi berikutnya.

Pesan Moral dari Hilmy Milan

Novel ini ngajarin bahwa cinta nggak selalu soal cowok ganteng, kaya, dan pintar. Yang penting itu cowok yang selalu ada dan siap nemenin di segala kondisi. Mencintai juga nggak harus berharap balasan, cukup mencintai dengan tulus dan membiarkan waktu yang menjawab. Pada akhirnya, kunci dari cinta itu cuma satu: rasa nyaman. Segitu aja sih review dari aku, kalau kalian penasaran langsung cek aja akun X kak Nadia atau kalau mau beli novelnya juga monggo. Oke sekian dari aku bye 👋

My Youth: Kisah Cinta, Persahabatan, dan Proses Pendewasaan yang Relatable

 

Oke kali ini mau review novel lagi, ini buat yang suka NCT, khususnya Haechan, pasti udah nggak asing lagi sama novel My Youth. Novel ini awalnya cuma AU (alternate universe) yang diposting di X sama Giantara Alam (@geeantara). Tapi karena ceritanya relate banget sama kehidupan remaja, novel ini jadi viral dan akhirnya diterbitin sama Bukune di April 2022. Nggak heran sih, novel ini langsung masuk jajaran best seller karena udah punya banyak fans sejak masih di X.

Sinopsis Singkat

Jadi, novel My Youth ini ceritain tentang perjalanan cinta Clara dan Kala. Mereka pertama kali ketemu waktu ospek di FISIP UI. Awalnya, mereka cuma temen satu kelompok aja, nggak ada niatan buat jadi lebih. Tapi seiring waktu, Clara mulai sadar kalau dia nyaman banget sama Kala. Bahkan di saat mereka cuma diem bareng pun, Clara tetep ngerasa at ease.

Tapi ya, hidup Clara nggak sesimpel itu. Dia punya banyak masalah, mulai dari hubungan yang nggak baik sama ayahnya, rasa canggung sama kakak-kakaknya setelah ibunya meninggal, sampai idealismenya soal keadilan dan dunia. Di sisi lain, Kala juga bukan tipe cowok yang gampang buat deket sama orang. Tapi ya gitu, entah kenapa takdir terus aja ngedorong mereka buat ketemu.

Awalnya Clara nggak yakin sama perasaannya sendiri. Tapi semakin lama, semakin banyak hal kecil yang bikin dia sadar kalau Kala itu beda. Dia nggak bikin Clara ngerasa harus jadi orang lain. Kala juga nggak bikin Clara ragu, malah selalu ada buat dengerin dan ngeyakinin dia buat jadi lebih berani.

Novel My Youth punya daya tarik tersendiri, terutama buat yang suka cerita slice of life yang dekat dengan kehidupan nyata. Salah satu kelebihannya adalah latar tempat yang sangat realistis. Dengan setting di FISIP UI, Depok, dan Jakarta, pembaca jadi bisa lebih mudah membayangkan suasana dalam cerita. Detail tempat yang dijelaskan juga bikin seolah-olah kita ada di sana bareng Clara dan Kala, ngalamin momen-momen yang mereka lewatin.

Selain itu, hubungan Clara dan Kala nggak dibuat instan. Mereka nggak langsung jatuh cinta sejak awal, melainkan berproses pelan-pelan lewat obrolan panjang, perdebatan kecil, dan kebersamaan yang nggak mereka rencanakan. Ini bikin ceritanya terasa lebih nyata dan nggak klise. Hubungan mereka berkembang secara alami, yang justru bikin pembaca ikut terbawa dalam perjalanan emosionalnya.

Hal lain yang bikin My Youth menarik adalah ceritanya nggak cuma soal cinta. Novel ini juga ngebahas tentang keluarga dan persahabatan, yang bikin ceritanya lebih kaya dan nggak membosankan. Setiap karakter punya latar belakang dan masalah masing-masing, yang bikin mereka lebih hidup dan bisa dikaitkan dengan pengalaman banyak orang. Giantara Alam juga berhasil membangun karakter yang kuat. Clara bukan tipe cewek lemah yang selalu butuh diselamatkan, dan Kala juga bukan cowok sempurna yang tanpa cela. Mereka punya pemikiran dan prinsip sendiri, yang bikin hubungan mereka terasa lebih deep dan nggak sekadar hubungan romantis biasa.

Di dalam novel ini juga ada pembahasan tentang isu-isu yang relevan, kayak kesehatan mental, politik, dan kejahatan seksual. Hal ini bikin novel My Youth punya nilai lebih dibanding cerita romansa biasa. Giantara Alam berhasil menyelipkan pesan-pesan penting tanpa terkesan menggurui, sehingga pembaca tetap bisa menikmati cerita sambil mendapatkan wawasan baru.

Tapi, walaupun novel ini punya banyak kelebihan, bukan berarti tanpa kekurangan. Salah satu yang banyak dirasain pembaca adalah kurangnya perkembangan karakter. Dari awal, Clara dan Kala udah digambarkan sebagai individu yang hampir sempurna—pintar, idealis, dan ambisius. Ini bikin perkembangan mereka terasa datar, karena nggak ada perubahan besar dalam karakter mereka sepanjang cerita. Beberapa pembaca juga ngerasa kalau fokus cerita kadang agak kabur. Premis awalnya adalah kisah cinta Clara dan Kala, tapi karena banyaknya pembahasan soal keluarga dan idealisme mereka, terkadang fokus cerita jadi sedikit melenceng.

Meski begitu, ada banyak pesan moral yang bisa diambil dari novel ini. Salah satunya adalah tentang pentingnya menikmati proses. Kita sering terlalu fokus sama hasil akhir dan lupa kalau perjalanan menuju tujuan juga penting. Selain itu, novel ini ngajarin buat nggak membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Setiap orang punya waktunya masing-masing untuk berkembang dan sukses, jadi nggak perlu ngerasa gagal hanya karena orang lain lebih dulu mencapai sesuatu.

Di sisi lain, novel ini juga mengajarkan bagaimana cara menerima kegagalan dengan lapang dada. Clara yang awalnya punya impian masuk Hubungan Internasional UI akhirnya nggak kesampaian, tapi dia tetap bisa berdamai dengan keadaan dan nemuin jalan lain buat masa depannya. Hal ini bisa jadi pengingat kalau kebahagiaan nggak selalu datang dari keberhasilan, tapi juga dari bagaimana kita menerima dan menjalani kehidupan.

Secara keseluruhan, My Youth adalah novel yang ringan tapi bermakna. Ceritanya relatable sama kehidupan nyata, dan bahasanya juga enak dibaca. Buat yang suka kisah cinta yang berkembang secara natural, dengan tambahan cerita keluarga dan persahabatan yang relatable, novel ini bisa jadi bacaan yang pas. Meskipun ada beberapa kekurangan, tetap aja My Youth berhasil jadi salah satu novel remaja yang berkesan dan layak buat dibaca. Nahhh segitu dulu review novelnya, gimana tertarik gak? kalau tertarik gih buruan beli. 

Sumber foto : https://pin.it/5SG5ObkJs


"Dia Adalah Kakakku" – Kisah Kakak Berhati Malaikat yang Bikin Mewek!


“Buat apa kamu memikirkan apa yang dipikirkan orang lain? Buat apa kamu mencemaskan apa yang akan dinilai orang lain? Kekhawatiran dan kecemasan sejatinya mungkin tidak pernah ada.”

Tentang seorang kakak yang mengorbankan apa pun agar adik-adiknya bisa sekolah. Tentang rasa sabar dan penerimaan. Tentang keluarga yang penuh perjuangan.

Dulu, sekarang, hingga kapan pun, dia adalah kakakku."

Hai hai haii!! kali ini aku mau review novel Tere liye lagi nih. Novel ini berjudul Dia Adalah Kakakku. Novel Dia Adalah Kakakku ini sebenarnya adalah versi recover dari Bidadari-Bidadari Surga. Ceritanya berpusat pada Kak Laisa, sosok kakak yang luar biasa sayang sama adik-adiknya: Dalimunte, Ikanuri, Wibisana, dan si bungsu Yashinta. Mereka tinggal di Lembah Lahambay yang cantik banget, tapi hidup mereka jauh dari kata mudah. Kak Laisa rela ngorbanin segalanya buat masa depan adik-adiknya, termasuk impiannya sendiri.

Dulu, dia harus berhenti sekolah karena Mamak nggak mampu beliin seragam buat Dali. Sejak saat itu, Kak Lais ambil alih tanggung jawab, bantu Mamak di ladang, kerja keras demi satu tujuan: bikin adik-adiknya sekolah tinggi. Apalagi setelah Babak meninggal diterkam penguasa Gunung Kendeng, Kak Lais makin teguh buat pegang janjinya.

Kisah Kakak-Adik yang Bikin Meleleh

Buku ini sukses banget nyentuh hati. Chemistry antara Kak Lais dan adik-adiknya terasa real banget. Yashinta dan Dalimunte itu tipe adik penurut yang penuh cinta ke kakaknya. Sementara Ikanuri dan Wibisana? Dua bocah nakal yang kelakuannya mirip banget walaupun bukan kembar. Mereka sering bikin repot, ngeyel, dan bikin Mamak sama Kak Lais kewalahan. Tapi, justru hubungan mereka yang paling emosional. Mereka bisa aja bikin ulah, tapi rasa sayang dan hormat ke Kak Lais nggak pernah luntur. Salah satu momen paling mengharukan? Waktu Ikanuri akhirnya minta maaf ke Kak Lais setelah belasan jam perjalanan lintas benua buat nemuin kakaknya. Dijamin bikin mata berkaca-kaca!

Alur Maju-Mundur yang Penuh Kejutan

Seperti novel-novel sebelumnya, penulis jago banget ngasih kejutan yang bikin pembaca nggak bisa berhenti baca. Ada momen ketawa, haru, bahkan yang bikin air mata nggak kerasa jatuh. Alurnya juga maju-mundur, jadi kita bisa lihat perjuangan Kak Lais dari awal sampai akhir.

Kak Lais bukan cuma ngajarin adik-adiknya buat kerja keras, tapi juga ngasih contoh nyata. Setelah Babak meninggal, hidup mereka makin sulit. Tapi Kak Lais nggak menyerah. Dia mulai usaha perkebunan stroberi. Percobaan pertamanya gagal, tapi dia nggak patah semangat. Dari yang cuma satu hektar, kebunnya berkembang jadi ribuan hektar!

Berkat kerja keras Kak Lais dan Mamak, adik-adiknya bisa sekolah tinggi. Dali dan Yashinta bahkan dapet beasiswa S2 ke luar negeri. Sementara Ikanuri dan Wibisana? Lulus kuliah aja udah kayak keajaiban dunia ke-8 dan ke-9. Mereka sih ogah lanjut sekolah lagi, meski Kak Lais udah nawarin. Tapi tetap aja, keempat adiknya akhirnya sukses di bidang masing-masing.

Meskipun hidupnya nggak secemerlang mereka, Kak Lais tetap bahagia. Baginya, kebahagiaan bukan soal pencapaian pribadi, tapi tentang janji yang selalu dia tepati: selalu ada buat adik-adiknya. Contohnya, dia yang meyakinkan penduduk buat bikin kincir angin demi Dali, atau ngajak Yashinta lihat berang-berang yang ternyata ngaruh ke masa depannya. Dan yang paling bikin greget, waktu dia nekat nyelametin Ikanuri dan Wibisana dari siluman Gunung Kendeng. Momen ini bikin dua bocah nakal itu sadar kalau hidup lebih dari sekadar kenakalan mereka.

Novel Sederhana, Tapi Ngena Banget

Buku ini dikemas dengan gaya yang simpel tapi sukses bikin hati pembaca tersentuh. Kak Lais adalah gambaran nyata seorang kakak yang nggak cuma dicintai, tapi juga mencintai adik-adiknya sepenuh hati. Rela ngorbanin segalanya, bahkan nyawanya, demi mereka.

Pengorbanan Kak Lais begitu besar sampai rasanya pantas kalau dia jadi salah satu bidadari di surga. Selain kisah keluarga yang mengharukan, novel ini juga punya pesan kuat: pentingnya pendidikan, kerja keras, doa, dan tanggung jawab. Semua itu ditanamkan Mamak dan Kak Lais sejak kecil, dan hasilnya? Luar biasa!

Di balik kesederhanaan hidup mereka, ada masa depan yang gemilang. Anak-anak yang dulunya penuh perjuangan kini mengukir cerita sukses mereka sendiri.

Oh iya, satu hal yang bikin penasaran, novel ini terasa real banget, kayak kisah nyata. Apalagi pas sampai di bab terakhir ada kalimat, "menjadi saksi urusan ini, mungkin pula jika mereka mengizinkan, menuliskan kembali kisah-kisah masa kecil mereka yang indah." Jadi, apakah cerita ini beneran kejadian? Cuma penulis yang tahu jawabannya.

Kesimpulan

Buat kamu yang suka cerita keluarga yang heartwarming dan penuh makna, Dia Adalah Kakakku wajib masuk list bacaan! Siap-siap baper, ketawa, terharu, dan nangis sepanjang membaca kisah luar biasa Kak Laisa dan adik-adiknya. Itu aja dari akuu, sekian bye 👋


Arkananta: Sebuah Cerita tentang Keluarga, Luka, dan Harapan

Hai hai haii!!! kali ini aku bakal ngereview novel Arkananta karya Shiningjaemz, novel ini bener-bener beda dari novel Wattpad kebanyakan yang ngangkat tema romantis. Kalau biasanya cerita Wattpad penuh dengan kisah asmara, novel ini malah fokus sama kehidupan keluarga yang penuh drama. Di sini, kita bakal diajak ngeliat bagaimana keluarga besar berjuang buat nemuin "rumah" mereka di tengah badai luka. Kisahnya nggak cuma menarik, tapi juga penuh makna banget.

Sebelum rilis di toko buku, novel ini udah pernah dipublish di akun X (Twitter) @shiningjaemz. Sebagai penulis AU (Alternative Universe), Shiningjaemz terkenal banget di kalangan fans K-Pop, terutama NCTzen yang juga biasa disebut sijeuni. Jadi, kalau kamu sering main di X, pasti nggak asing deh sama cerita AU yang pakai anggota NCT sebagai tokoh utamanya.

Nah, penulisnya sendiri ternyata Amanda Audria Salsabilla, atau biasa dipanggil Manda sama pembacanya. Manda aktif banget menuangkan kecintaannya ke NCT dalam bentuk cerita fiksi. Arkananta ini jadi salah satu karya Manda yang berhasil bikin pembacanya mewek, lho. Di kalangan Wattpad dan AU, Manda emang terkenal dengan cerita-cerita yang pakai face claim anggota NCT, kayak di novel ini yang pake Lee Jeno buat karakter Jendral Jevano.

Arkananta menceritakan Januar Arkananta, seorang duda kece yang jadi CEO perusahaan besar. Hidupnya terlihat sempurna, tapi dia harus berjuang banget jadi ayah tunggal buat tujuh anak laki-lakinya. Anak-anaknya ada Kavin yang paling penurut, Rei yang gampang marah, Bian yang suka bertindak kasar, Abel yang jahil, Raven yang jadi pengganti ibu, Jeje yang ambisius, dan Atha yang manja.

Meski hidup tanpa ibu, keluarga ini tetep harmonis. Januar yang harus bagi waktu antara urusan kerjaan dan ngurusin anak-anaknya bisa jaga hubungan yang solid, tapi lama-lama masalah mulai dateng, dan semuanya mulai pecah. Konflik datang begitu keras, satu per satu keluarga ini mulai menjauh dan perasaan saling menyalahkan mulai muncul. Apakah mereka bisa bangkit dan perbaiki hubungan? Atau justru makin jauh?

Dari sinopsis aja, kamu pasti udah bisa ngerasain gimana beratnya cerita ini. Tapi selain premis yang emosional, ada juga kelebihan lain dari novel ini. Salah satunya adalah penggambaran karakter yang detail, bikin kita mudah banget berempati. Ketika konflik mulai muncul, kita udah terbiasa sama tokoh-tokoh ini dan langsung nyambung sama perasaan mereka.

Keluarga yang nggak selalu akur tapi nggak pernah berpisah, ini salah satu hal yang bikin cerita Arkananta jadi menarik banget. Perbedaan karakter di antara tujuh anak ini justru bikin ceritanya makin hidup. Kaya di dunia nyata, kan? Banyak keluarga yang nggak selalu akur, tapi ikatan mereka tetep kuat.

Selain itu, Manda juga berhasil ngebangun hubungan antar saudara yang realistis banget. Keluarga yang saling mendukung, penuh dengan humor, tapi juga penuh dengan konflik yang nggak bisa dihindarin. Gaya bahasa yang ringan dan gampang dipahami bikin novel ini cocok banget buat Gen Z atau pembaca remaja yang baru mulai suka baca.

Meski begitu, ada beberapa kekurangan dari novel ini. Salah satunya adalah plot tentang ibu dari tujuh anak ini yang kurang dijelasin dengan detail. Jadi, ada beberapa bagian yang rasanya kurang lengkap. Terus, ada juga bagian di mana konflik antara Januar dan anak-anaknya terasa agak repetitif. Jadi, bisa bikin jenuh kalau terus-terusan ngeliat plot yang sama.

Ada juga masalah di tata bahasa dan pemilihan diksi. Beberapa kalimat terkesan agak panjang dan kurang efisien, jadi kadang ngebaca jadi agak kurang enak. Ditambah lagi dengan beberapa typo yang sedikit mengganggu kenyamanan baca.

Tapi di balik kekurangan itu semua, Arkananta tetap punya pesan moral yang dalam. Ini ngajarin kita buat mikir tentang arti keluarga. Apakah keluarga bener-bener jadi tempat kita pulang dan sembuh dari luka? Semua itu terjawab seiring perjalanan para tokoh yang mulai menghadapi permasalahan batin mereka masing-masing.

Sumber foto : https://images.app.goo.gl/7qPtujbyX67PLWvr8
 

Takdir Lontara: Cinta Abadi dari Masa Lalu


Hai teman-taman! Oke kali ini aku mau ngereview karyanya Windy Joana, berawal dari liat preview di akun X Kak Jo, berujung penasaran dan tergoda buat beli versi cetaknya dan jujur, nggak nyesel sama sekali!

Ceritanya bener-bener emosional, asli! Setiap lembaran masa lalu yang aku baca tuh bikin aku serasa masuk ke dalam dunia mereka, ikut ngerasain apa yang tokohnya rasain, dan ikutan nyari sesuatu yang hilang.

Yup, ini memang cerita fiksi, tapi dikembangin dari sejarah yang udah ada. Tentang makhluk langit yang diutus sama Dewata UsewaE (Tuhan Yang Maha Esa) buat turun ke bumi dan mendamaikan wilayah yang dia pijak To Manurung. Dalam kisah ini, Mabello sebagai sosok suci nggak lahir kembali lewat reinkarnasi kayak orang-orang di sekitarnya.

Sementara itu, Abel adalah sosok yang super setia, nungguin cintanya sampai akhirnya bisa bertemu lagi. Tapi bukan cuma soal cinta, Abel juga punya tujuan besar yang ingin dia capai dalam hidupnya.Tapi ya, manusia tetaplah manusia serakah, haus kekuasaan, dan cuma mikirin harta serta tahta. Aku bakal spil preview yang di tulis Kak Jo di akun X-nya.. 

Lontara, entah sekarang orang mengenalinya sebagai huruf dan aksara kuno Bugis Makassar, atau flora endemic Sulawesi selatan yang jaman dahulu daunnya digunakan seorang sastrawan besar sepanjang sejarah untuk menulis sebuah kitab yang menyingkap peradaban di masa itu?

Siapa yang tidak tahu Sureq La Galaligo mahakarya dari Suku Bugis dari Sulawesi Selatan yang sejak 2011 diakui sebagai warisan budaya dunia dalam bentuk pusaka dokumenter oleh UNESCO? La Galigo adalah epik tulis yang terpanjang di dunia dengan 300.000 baris teks dan mengalahkan Mahabrata dari India.

Kitab itu memuat banyak, ditulis dengan aksara lontara, isinya tidak hanya soal tata cara upacara adat disetiap perayaan besar seperti pesta panen dan pernikahan, La galigo juga memuat ribuan puisi indah, teks sejarah dan juga mitologi tentang manusia yang diutus dari langit untuk menghentikan kekacauan di dunia bawah, mengisi kekosongan kepemimpinan atau bahkan untuk melahirkan calon raja nantinya.

Mereka yang diutus Dewata UsewaE' (Tuhan yang maha Esa) itu disebut to manurung, orang yang diturunkan (dari langit), tidak ada asal usul kelahiran, tidak ada sanak keluarga, tidak ada yang mengetahui datang dan hilangnya. Mereka disebutkan sebagai sosok manusia Surgawi, teramat indah rupa dan lakunya, penuh bijak juga pandai, dimana mereka diturunkan maka disana akan ada kedamaian.

Bahkan menurut desas desus para to manurung itu immortal namun karena perintah dari Dewata UsewaE' mereka kemudian berbaur, kawin, menyatu dengan bangsa bawah hingga to manurung kehilangan kemampuan hidup panjang mereka, dan saat keturunan mereka lahir maka mereka mutlak jadi wangsa tanah dan bertambah usia.

“Ck!” Perempuan cantik itu mendecih, bibirnya begitu merah, hidungnya menjulang indah, tatapnya lembut namun tetap bisa dibuat tajam, rambutnya hitam legam terurai dan sesekali disibak ke belakang telinga hingga wewangian yang dikenakannya akan menyatu dengan udara dan terhirup nyaman beberapa orang di ruangan yang sama.

“Anak nakal ini jadi sastrawan besar? Ha, yang benar saja? Bukannya kerjanya hanya lari dari tugasnya sebagai putra mahkota dan lebih memilih bermain sabung ayam dengan teman-temannya? Ia bahkan tidak pernah jadi raja.”

Ia mengoceh dengan nada pelan hampir seperti berbisik setelah manuskrip La Galigo yang disimpan di perpustakaan Universitas Leiden dengan teknologi konservasi khusus naskah kuno berada dihadapannya, mengabaikan beberapa peneliti yang sedang berdebat, sebenarnya hanya perdebatan ringan tentang isi la galigo sampai suara berat seorang peneliti lain menyita atensinya.

“Bagaimana mungkin sebuah kerajaan dimulai dari orang turun dari langit? To manurung itu, menurut saya hanya mitologi.”

Sosok laki-laki itu berdiri tepat di sebelahnya, melipat tangan dengan santai dan mengangkat sebelah bibirnya, ada tahi lalat tepat di bawah salah satu matanya, ia berahang tegas juga berhidung bagir. Rasanya sosok itu familiar.

“Tapi la galigo bilang mereka ada.” Si perempuan berani menyahut.

Mungkin si hidung bangir itu salah satu tim yang ditugaskan Indonesia untuk menerjemah juga meneliti sama seperti dirinya. Mereka ada di sini untuk program digitalisasi naskah kuno itu agar bisa diakses lebih mudah untuk bahan pengajaran dan penelitian dimasa depan.

“Kenapa harus melibatkan langit? Apa Dewata UsewaE' tidak mempercayai orang biasa untuk memimpin sebuah kerajaan?”

Pembahasan yang menarik, entah sudah berapa lama si perempuan tidak berdebat. Ini bukan soal pemikiran kritis lawan bicaranya saja, tapi ada sesuatu yang magis menariknya untuk melajutkan percakapan ini layaknya teman lama yang sudah saling menanti.

“Di abad ke-12, 13, dan 14 berdiri kerajaan Gowa, Soppeng, Bone, dan Wajo yang diawali dengan krisis sosial, dimana orang saling memangsa laksana ikan, siandre bale kalau kata sureq La galigo,”

Perempuan itu menjelaskan dengan tutur lembut, nada yang jarang mampir ke telinga si hidung bangir. Padahal ia yang ahli sejarah, mengapa harus mendengar cerita ini dari mulut seorang sastrawan yang ujung-ujungnya akan ia anggap dongeng nantinya?

“Kerajaan Makassar kemudian terpecah menjadi Gowa dan Tallo, pun kerajaan Soppeng juga sama, Bone juga begitu tatanannya berantakan sampai empat to manurung diutus, satu di Makassar, dua di Soppeng, satu lagi di Bone untuk membereskan kekacauan itu. Makassar dan Tallo menyatu lagi, pun Soppeng riaja (timur) dan rilau (barat) hanya jadi Soppeng, Bonepun berkembang lalu Wajo...”

Kalimat sang perempuan menggantung mengundang rasa penasaran si laki-laki.

“To Manurung tidak diturunkan di sana?” Tanyanya (tidak) penasaran karena sudah tahu jawabannya.

“Kamu pasti tahu kalau dalam sejarah yang tercatat, Wajo satu-satunya kerajaan yang tidak tidak mengenal sistem to manurung sebagaimana kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan pada umumnya,”

Jujur saja bulu kuduk si hidung bangir itu meremang padahal ia sudah mengetahuinya dan menganggap warga Wajo saat itu hanya cerdas karena tidak termakan dengan politisasi dengan kedok manusia setengah dewa yang jaman itu sebut to manurung.

“Wajo hanya dipimpin laki-laki hebat, ia pintar dalam segala hal, kuat juga bijak,” Perempuan itu tersenyum ditengah ceritanya seolah ia benar-benar mengenal raja Wajo saat itu.

“Tipe Kerajaan mereka bahkan bukanlah feodal murni, tetapi kerajaan elektif atau demokrasi terbatas dimana rakyat diwakilkan untuk bersuara langsung pada raja dan ia... wangsa tanah, manusia murni, bukan keturunan langit.”

“Tidak adil.” Sahut si hidung bangir.

“Hm?” Kening si perempuan mengerut bingung.

“Kenapa hanya Wajo yang tidak diberikan to manurung untuk mengurus kerajaan?”

Gelengan kepala perempuan itu jadi bukti ia cukup kewalahan menghadapi si hidung bangir.

“Loh kamu tadi nanya kenapa Dewata UsewaE' tidak percaya orang biasa untuk memimpin? Makanya saya jawab ada satu kerajaan yang tidak punya sistem to manurung, ya anggap saja Dewata UsewaE' percaya.”

“Tapi... siapa raja hebat itu?”

Pertanyaan itu keluar dari hatinya, padahal kepalanya sudah hafal mati urutan raja-raja Wajo dari raja yang masih berkedudukan danau Lampulungeng, pindah ke Boli, lalu Cinnotabi dan akhirnya menjadi Wajo.

“Gelarnya puangnge ri lampulung, raja yang menyatukan. Tapi namanya aslinya Sailendra.”

Sekali lagi perempuan melirik naskah La Galigo di hadapannnya lalu memutuskan berbalik sebab menaruh penasaran tentang sosok yang sedari tadi mengajaknya berbincang karena dari awal ia hanya melihat bagian samping pemuda itu saja.

Saat berbalik yang pertama ia pandang adalah mata sang pemuda yang tiba-tiba berarir, bibirnya yang kaku gemetar, dan perasaan aneh di dadanya yang kini berdegup penuh talu.

“Are you okay?” Ia benar-benar khawatir.

Si hidung bangir mengangguk.

“Rasanya aneh waktu kamu sebut nama itu, rasanya ada sesuatu dalam diri saya yang ingin melompat dan dada saya sakit, sesak ingin menangis. Apa karena nama saya juga Sailendra?”

Bergantian kini si perempuan yang meremang, ia bersusah payah meneguk salivanya sendiri, tangannya tiba-tiba gemetar dan segala inderanya dibuat mati.

“Bagaimana kalau saya bilang juga ada to manurung yang diturunkan di Wajo?” Sambar si perempuan.

Kini mata mereka sama berkaca, saling menatap seolah dibalik netra masing-masing ada rahasia Dewata UsewaE'.

“Tapi karena egoisme Wangsa Tanah, ia yang seharusnya memimpin dan melahirkan raja-raja Wajo selanjutnya malah diusir pergi dan harus hidup sendiri begitu lama. Tidak diperjuangkan bahkan oleh laki-laki yang harusnya jadi takdirnya...”

Air mata mereka sama-sama lolos.

“Daeng?” (Kakanda)

Laki-laki itu benar bernama Sailendra, tepatnya Sailendra Nagara Wijaya berusia 28 tahun, seorang sejarawan juga dosen muda di sebuah universitas Negeri di Sulawesi Selatan.

Sedangkan perempuan itu sastrawan ahli naskah kuno bernama Ma Bello Cantika Manurung... ia sendiri sudah lupa dengan jumlah usianya.

Seingatnya baru kemarin ia menuliskan sebuah surat perpisahan diatas daun lontara untuk laki-laki yang ditakdirkan Dewata UsewaE' menjadi teman susah senangnya membagi kasih hingga tua dan mati.

Pimpinlah Wajo, ambillah sifat kasih Dewata, hiduplah dengan baik, punyalah banyak keturunan yang akan kelak mewarisi kerajaan ini. Aku memang titisan langit, namun aku akan tetap membumi menunggu mu menjalin takdir kita kembali. Aku sayang pada mu... Daeng (kakanda).

Lontara, itu bukan hanya aksara, bukan hanya media perantara, ia juga saksi sebuah sejarah dan kutukan cinta.

Itulah preview yang di tulis Kak Jo di akun X nya, bayangin kalian baca itu kek pasti mikir 'hah gimana?' kalau enggak gini 'nanggung banget, kurang panjang' tapi apa katanya Kak Jo. Gak bakal di tulis di X langsung di novelin, NAHHH GIMANA PERASAAN KALIAN, udah mati penasaran sama ceritanya malah gak di up di akun X langsung di jadiin novel. Gimana hati mongel aku tidak meronta-ronta untuk membeli. Dan berakhir aku belii, dan gak nyesel soalnya baguss bgt. Oke ayo kita mulai... 


“Lontara bukan hanya sekadar aksara, bukan hanya media perantara. Ia juga saksi sebuah sejarah dan kutukan cinta.”

Begitu kata Windy Joana, tertulis rapi di halaman kedelapan dan di sampul belakang novel itu. Kalimatnya kayak ngebuat kita sadar betapa dalam dan sakralnya keberadaan Lontara dalam kisah cinta dua orang ini. Sejoli yang udah saling mencintai sejak 15 Masehi sampai sekarang. Kedengerannya sih, kayak cerita yang mustahil banget kalau dilogikin, tapi anehnya, kisah ini nyata.

Mabello ingat semuanya, meski hanya dia yang tau. Sampai akhirnya di tahun 2022, dia jadi filolog dan lulus dari Sastra Daerah. Saat lagi sibuk ngedigitalisasi Sureq Galigo di Belanda, dia gak nyangka bakal ketemu Sailendra. Puange ri Lampulung yang ternyata lahir lagi jadi ahli sejarah.

Pertemuan mereka, yang dibawa oleh naskah Lontara setelah ribuan tahun penuh rasa sakit buat Mabello, ngebuat banyak pertanyaan muncul. Apakah takdir mereka bakal terulang dan jadi lebih baik, terus akhirnya bersatu? Rasanya nggak semudah itu. Mungkin  bisa jadi malah makin rumit. 

Buku ini, yang sampulnya hijau banget, ngajak pembaca buat ngulang lagi sejarah Sulawesi Selatan. Lewat cerita-cerita dalam karya sastra terpanjang di dunia, penulis ngenalin budaya Bugis Makassar yang mungkin sekarang udah mulai asing, bahkan buat orang yang asli suku itu. Gabungan antara sejarah, reinkarnasi, dan kisah cinta pahit di novel Windy bener-bener bikin pembaca terpesona bahkann aku pun juga. Sampai susah banget buat berhenti baca dan ngelewatin halaman-halamannya.

Buku ini tuh juga penuh plot twist sampe aku aja tiap ganti halaman mesti gini 'Hah yang bener?' 'kok bisa gitu' ' Lah.. diaa kannn.. ' pokok gitu deh. Serius, buku ini super duper nagih. Kalimat yang dituliskan di sini, selalu berhasil bikin aku merinding dan kayak beneran di seret masuk, jadi tuh aku serasa liat mereka beneran kayak ada di tengah-tengah mereka *sueeer* sejarah tentang La Galigo yang bahkan belum pernah aku dengar pun malah bikin aku penasaran setengah mati. Jadi simpulannya buku ini rekomendasi banget nget nget kek baguss bgt woyyy 😭😭 udah segitu aja dari aku, kalau kalian penasaran banget beli ya teman-teman heheh.

Sumber foto : https://images.app.goo.gl/xbbbXWQcWLV1UCb17



Cinta Terlarang di Tanah Jawa: Kisah Putra Bangsawan dan Gadis Pribumi

 


Hai teman! Oke kali ini aku mau ngereview karyanya @filliananur_ lagi, kali ini latarnya zaman Hindia-Belanda yang mengisahkan tentang Lars seorang bangsawan Belanda yang memiliki rasa hormat dan kepedulian tinggi terhadap penduduk pribumi. Ia dan keluarganya selalu memperlakukan mereka dengan baik dan setara, meskipun sikap itu sering menuai kritik dari sesama bangsawan.

Suatu hari, Lars bertemu dengan Rumi, seorang perampok wanita. Keduanya saling jatuh cinta, tetapi hubungan mereka terhalang oleh perbedaan kebangsaan dan status sosial. Keadaan semakin rumit ketika Lars ternyata telah dijodohkan dengan Anne, putri dari rekan bisnis ayahnya.

Masalah semakin memuncak ketika kabar tentang rencana pemberontakan pribumi terhadap para bangsawan Belanda mulai beredar. Lars, Rumi, dan Anne pun terjebak dalam pusaran konflik yang mempertemukan cinta, perbedaan kelas, dan gejolak zaman. Itu yang di tulis Fili di deskripsi book nya disini aku juga bakal nyantumin sinopsis di belakang bukunya ini dia.. 

Pada tahun 1798, Lars Diedrik kembali ke Hindia-Belanda. Pemuda keturunan bangsawan Belanda itu memutuskan untuk menyamar menjadi jongos atau pelayan laki-laki. Namun, di tengah perjalanan, la dirampok dan ditawan oleh seorang gadis!

Takdir seolah tengah bermain-main saat Lars Justru jatuh hati pada gadis itu, Rumi. Lars membawa Rumi ke kediaman Diedrik sebagai pelayan pribadi Annemie-calon istrinya dari hasil perjodohan dua keluarga.

Di tengah masalah perasaan itu, Lars harus dihadapkan dengan desas-desus penyerangan oleh kaum pribumi. Keadaan mendadak genting saat sang adik diculik dan ya sang papa menghilang tanpa kabar. Seolah dihantam pukulan besar, ternyata ada pengkhianat di antara mereka.

Akankah Lars sanggup menahan pemberontakan yang siap meledak? Mampukah ia membawa adik dan papanya Fang pulang dengan selamat? Bagaimana dengan Annemie dan Rumi yang harus mendapatkan kejelasan? Dan siapakah pengkhianat di antara mereka? 

Segitu aja sinopsis yaaa jadi, buku ini nyeritain tentang keluarga bangsawan Belanda yang menjajah Yogyakarta, tapi dengan cara yang beda dari penjajah kebanyakan. Mereka nggak menerapkan sistem tanam paksa atau kerja rodi yang kejam, malah percaya kalau penjajah seharusnya tetap menghormati pribumi. Makanya, mereka memperkerjakan orang lokal dengan upah yang layak, nggak asal eksploitasi.

Sampai suatu hari, putra sulung keluarga ini ngalamin kejadian yang nggak disangka-sangka dompetnya dicopet sama seorang gadis pribumi. Bukannya marah atau balas dendam, dia malah memaafkan si gadis. Dari situ, mereka mulai kenal lebih dekat, ngobrol, dan tanpa sadar perasaan di antara mereka tumbuh. Tapi ya namanya juga cinta beda kasta di zaman itu, pasti banyak halangan. Belum lagi si putra bangsawan ini udah dijodohin sama anak dari rekan bisnis ayahnya. Di tengah dilema itu, takdir pun kasih mereka "karma" yang nggak bisa dihindari. Kira-kira, dia bakal tetap memperjuangkan cintanya atau nurut sama keluarganya buat nikah sama calon yang udah ditentuin?

Latar waktunya ada di tahun 1798, pas budaya Jawa masih kental banget, apalagi unsur wayang dan sejarahnya. Yang bikin buku ini makin unik adalah prolog dan epilog yang bikin kita terus bertanya-tanya, “Sebenarnya yang terjadi itu apa, sih?” Ditambah lagi, ada ilustrasi berupa diary milik tokoh utama dan beberapa gambar buat bantu kita lebih kebayang ceritanya. Serunya lagi, beberapa ilustrasi ada yang pakai aksara Jawa (hanacaraka), jadi sambil baca, kita juga bisa belajar aksara tradisional!

Kelebihan buku ini tuh ceritanya emosional dan penuh konflik, ada drama sosial, budaya, dan romansa yang bikin kita ikut ngerasain pergolakan batin para tokoh. Nuansa sejarah dan budaya yang kuat, latar dan suasana ceritanya dibuat detail, bikin kita seolah-olah hidup di masa itu. Ilustrasi yang bikin makin immersive, ada diary tokoh utama dan aksara Jawa yang bikin pengalaman baca jadi lebih berkesan. Plot twist yang nggak ketebak, ada kejutan di beberapa bagian yang bikin kita shock dan nggak sabar buat lanjut baca. Secara kekurangan buku ini, karakter pendukung kurang tereksplorasi, ada beberapa tokoh sampingan yang menarik, tapi sayangnya nggak dikembangkan lebih jauh. Bahasanya mungkin jadi tantangan buat sebagian pembaca penggunaan aksara Jawa keren sih, tapi bisa jadi agak sulit buat yang belum familiar.

Kesimpulannya, buku ini punya cerita yang unik dengan sentuhan sejarah, budaya, dan romansa yang bikin baper. Ada plot twist yang mind-blowing, bikin kita nggak bisa berhenti baca sampai halaman terakhir. Jadi, gimana akhirnya nasib si putra bangsawan dan gadis pribumi ini? Apa karma yang mereka dapet? Cek sendiri di bukunya!


Kenapa Meant 2 Be Wajib Masuk Reading List Kamu?

 


Hei hei hei! Aku balik lagi nihh, kali ini aku mau nge-review karya lain dari Tenderlova. Buku yang hadir untuk melengkapi kisah cinta Adhinata hadir dengan judul " Meant 2 Be". Jadi, Meant 2 Be ini lanjutan perjalanan cinta dari Mas Adin yaa, point of viewnya tetap ada Adin tapi juga ada Lestari udah tau dong siapa itu. Teman sekampusnya Adhinata, Tari emang suka sama Adhinata. Dia juga udah nyoba buat nyatain perasanmya. Tapi selalu di tolak sama. Adin, yaa gimana waktu itu Adin masih sama Gayatri, gak mungkin dong diterima. Tapi Tari sadar kok gess jadi waktu dia udah ketolak untuk ke tiga kali dia berhenti. Ehhh kok malah si Adin habis putus malah deketin Tari. Oke di bawah ini aku nyantumin sinopsis yang ada di belakang novelnya. 

Dulu, Lestari pikir bahwa dia adalah kelopak bunga dandelion yang terbang terbawa badai. Sejak muda, dia terbiasa melalang-menangkis segala macam cambukan hidup yang bisa saja meremukkan dirinya. Menginjak remaja, kelopak dandelion itu jatuh di sebuah tanah yang tandus, lalu hidup seadanya di tengah-tengah ketidak pastian semesta.

Namun begitu dewasa, Lestari sadar bahwa dia bukanlah setangkai bunga dandelion yang tangguh. Bukan. Dia adalah sebuah kapal yang kehilangan jangkar. Kemudian badai datang jauh lebih besar dari sebelumnya. Kini, Lestari berlayar tak tentu arah. Dia hanya bisa terus berlayar tanpa tahu ke mana ia harus pergi.

Suatu saat, bisakah kapal itu menemukan dermaga untuk bersandar? Atau di tengah laut, dia akan tenggelam lalu hilang begitu saja dari peradaban?

Pertama, terkejut sih Tenderlova nulis series Tulisan Sastra sedihnya tipis-tipis, gak kayak series yang udah-udah kam ceritanya nyesek. Ternyata oh ternyata Tenderlova ngikutin maunya readers untuk bikin novel ini, mungkin mereka capek kali yaa karena baca series ini pasti ada sedihnya. Jadi Tenderlova mau ngasih perspektif lain lewat novel yang ini. Meskipun di novel ini gak sesedih yang udah-udah tapi masih ada tipis-tipis part nyeseknya. Waktu aku baca novel ini dominan happy-happy aja sama salting sih, yaa ada sih sedihnya tapi minim aja. 

Di halaman 31, juga ngebahas tentang korelasi antara hujan dan kesedihan. Hal ini ngingetin aku sama novel sebelumnya  yang juga ngebahas topik yang sama. Berdasarkan hasil pengamatanku, keduanya memang memiliki keterkaitan. Selain itu, kisah cinta Lestari dan Adinata juga gak menye-menye, yaa bahasa puitisnya pas dan cocok. Tapi sih kalau kata Tari "taik!" Lebih baik menggunakan istilah yang sesuai dengan konteks. Jadi, ceritanya memang cocok untuk pembaca yang ingin merasakan gemas tanpa harus membaca romansa yang terlalu dramatis. Tidak heran, hubungan mereka berawal dari pertemanan. Jadi, ketika hubungan itu masuk ke tahap yang lebih serius, satu-satunya yang berubah cuma perasaan cinta mereka yang semakin tumpah ruah.

Itu tadi bagian yang happy-happy aja, tapi tentu ada juga sisi yang sedih juga. Terutama pas bahas tentang Bang Sastra. Ada beberapa bagian yang ngingetin aku sama dia bukan hanya tentang Bumi, Rumpi, Magandhi, dan segala kebaikannya, tetapi juga kisah cintanya dengan Sahara. Semua itu terlintas di benakku waktu Adin ngomong, "Dulu gue sering banget nyuruh lo putus sama Sahara." Pas baca bagian ini, aku ikut terbawa ke masa lalu, mengingat aku juga termasuk salah satu orang yang dulu setuju jika Bang Sastra putus sama Sahara. 

Mengenai novel ini temanya juga gak jauh-jauh sama cinta dan dukungan keluarga, pnyembuhan luka masa lalu, perjuangan hidup dan cinta, dan pencarian makna hidup. Gaya bahasa yang digunakan merupakan campuran, dengan beberapa bagian menggunakan bahasa Jawa karena tokoh utamanya berasal dari Solo. Selain itu, terdapat juga penggunaan bahasa Inggris di beberapa bagian. Sudut pandang yang dipakai adalah sudut pandang orang ketiga serba tahu (omniscient), di mana narator mengetahui segala hal tentang para tokoh, termasuk pikiran dan perasaan mereka. Kekurangannya di novel ini tuh ya gak jauh-jauh dari typo lagi. Segitu aja review dari aku. 

Sumber foto : https://images.app.goo.gl/H4txn6NScUKAb4na9