Sabtu, 01 Februari 2025

Kenangan Indah yang Terabadikan


“Holding your hand in my hand.

I care for you, still, and I will forever.”

— hal 107

Kalian pernah nggak sih merasa sayang banget sama seseorang? Bisa aja ke keluarga, sahabat, atau pacar. Perasaan itu emang normal banget buat manusia, kan? Pada dasarnya, setiap orang pasti butuh perhatian, pengakuan, dan dukungan. Jadi, wajar aja kalau kita ingin dimengerti, dicintai, dan dibutuhkan oleh orang-orang terdekat kita.

Nggak cuma ke pasangan, bahkan saat lagi sama keluarga atau teman, kita sering kali merasa butuh perhatian itu. Itu semua udah jadi naluri alami kita sebagai manusia. Hal yang sama juga dirasain oleh Dean Bjorn dan Alea Khiar, dua tokoh utama dari novel Turning Page karya Auryn Vientania. Mereka berdua punya kisah cinta yang menarik banget, yang dimulai di negeri Jerman.

Di buku pertama, Alster Lake, kita udah diperkenalkan dengan hubungan mereka. Kisah mereka di Alster Lake mulai saat Alea secara nggak sengaja ninggalin bukunya di perpustakaan yang kemudian ditemukan oleh seorang pria. Ternyata, pria itu adalah Dean, penulis buku yang jadi favorit Alea. Dan siapa sangka kalau Dean jadi tertarik sama Alea? Karena ketertarikan mereka pada negara Jerman, hubungan mereka pun makin dekat, sampai akhirnya mereka berdua mulai jatuh cinta.

Pada awalnya, hubungan mereka berjalan lancar. Dean sempat menyatakan cintanya lewat surat di tepi Alster Lake, dan Alea juga ngerasa jatuh cinta pada Dean sejak awal, bahkan sebelum mereka kenal. Tapi, sayangnya, hubungan mereka nggak semulus yang dibayangin. Banyak masalah yang datang, dan akhirnya, mereka pun harus berpisah. Dean sibuk sama urusan beasiswa di Jerman, sementara Alea bingung dan kecewa karena tiba-tiba Dean hilang tanpa kabar.

Turning Page adalah buku kedua dari Auryn Vientania setelah Alster Lake. Di Turning Page, dia nggak cuma nyajikan cerita yang menarik, tapi juga dilengkapi dengan ilustrasi yang bikin buku ini makin hidup dan unik. Bahkan, buku ini bisa dibilang kayak diary pribadi Dean tentang perasaannya ke Alea.

Buku ini lebih fokus ke hubungan Dean dan Alea lewat gambar-gambar manis dan tulisan yang penuh perasaan. Di dalam buku ini, Dean nggak pernah mau menggambar manusia. Menurut dia, manusia itu nggak abadi, jadi buat apa digambar? Tapi, Alea adalah pengecualian. Dean berharap Alea nggak akan berubah, dia ingin Alea selalu jadi sosok yang dia kenal dan cintai. Dan semua harapan itu terlukis dalam gambar-gambar yang dia buat.

Kisah Turning Page berlanjut dengan Dean dan Alea yang masih di Jerman, di sekitar Alster Lake. Mereka berdua sangat berbeda karakter, tapi saling tarik-menarik. Dean merasa kalau Alea adalah cat warna yang memberi keunikan dalam hidupnya. Semua kenangan mereka, seperti saat Alea melapisi lukisan Dean dengan varnish agar warnanya nggak pudar, bikin Dean berharap dunia nyata bisa seperti itu. Dia berharap bisa mengabadikan momen indah mereka agar tetap bertahan selamanya.

Kisah ini nggak cuma soal cinta, tapi juga tentang harapan, kenangan, dan keabadian. Apakah mereka akan bertemu lagi? Apakah semua harapan Dean akan jadi kenyataan? Penasaran kan? Makanya, baca deh Turning Page buat tahu jawabannya.

Saat baca Turning Page, kalian bakal dimanjakan banget sama ilustrasi yang cantik banget. Bukunya nggak cuma berisi kata-kata, tapi juga gambar-gambar yang bikin kalian bener-bener ngerasain apa yang dirasakan oleh Dean. Setiap halaman berasa seperti diary pribadi Dean yang nulis tentang perasaannya ke Alea. Gak cuma itu, ilustrasi dalam buku ini bener-bener punya makna yang dalam.

Walaupun buku ini cuma 220 halaman, kalian nggak akan ngerasa bosan. Alurnya ringan banget, jadi cerita mengalir dengan cepat dan nggak bikin kalian ngerasa terjebak di halaman yang sama. Buat kalian yang baru mulai rajin baca, Turning Page bisa jadi pilihan yang tepat, karena ada 50% ilustrasi dan 50% narasi, jadi nggak bakal ngebosenin.

Kisah romansa antara Dean dan Alea juga sangat pas. Nggak lebay dan nggak kekanak-kanakan. Semua porsinya pas banget, meskipun hubungan mereka memang dinamis dan penuh drama. Tapi, yang bikin beda adalah sedikitnya narasi di dalam buku ini, yang jadi salah satu kekurangannya. Jadi, kalau kalian lebih suka novel dengan narasi panjang, buku ini mungkin nggak sepenuhnya cocok.

Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan:
  • Buku ini unik banget karena ilustrasinya yang keren.
  • Cerita langsung to the point dan nggak bertele-tele.
  • Bahasa yang dipakai sangat sederhana, jadi gampang dipahami.
  • Alurnya nggak terlalu berlebihan.
  • Konsep buku yang kayak diary bikin baca jadi lebih personal dan menyentuh.
Kekurangan:
  • Beberapa inti cerita nggak dijelasin dengan detail, jadi bisa bikin pembaca bingung.
  • Kalau kalian lebih suka narasi panjang, buku ini mungkin kurang cocok.

Kesimpulan : 

Kisah antara Dean dan Alea ngajarin kita banyak hal, terutama soal harapan, kenangan, dan arti keabadian. Bahkan, kita bisa belajar tentang pentingnya menulis diary atau jurnal buat merenung dan ngelihat proses diri kita berkembang. Dari buku Turning Page, kita juga bisa belajar kalau kenangan itu bisa diabadikan dengan cara kita masing-masing.

Buku ini nggak cuma cerita tentang cinta, tapi juga tentang pengertian diri sendiri dan mengabadikan momen spesial. Jadi, kalau kalian suka cerita dengan ilustrasi manis dan alur yang nggak bertele-tele, Turning Page bisa jadi pilihan yang tepat. Okee segitu aja review nya pokok ini tuh novel cantik, aesthetic, dan bagus banget aangat rekomendasi. Jarang banget ketemu novel yang tiap lembarnya di penuhi sama. gambar-gambar gemes. Sekian dari aku makasih bye 👋👋

Tidak ada komentar:

Posting Komentar