Fyuhh okee tarikk nafass... HAI TEMAN-TEMAN kali ini aku bakal review novel yang agak sakit. Enggak sih bukan agak sakit lagi tapi EMANG SAKIT emosi tau baca ini istighfar mulu. Oke novel ini diadaptasi dari AU. Buat yang sering nongkrong di platform X, pasti nggak asing sama novel Hold On, It Hurts karya Noveni Adelia. Awalnya, cerita ini diposting di akun X @lalalafindyou dan sukses banget! Bayangin aja, udah di-retweet lebih dari 102 ribu kali dan dapet 250 ribu likes. Selain itu, novel ini juga sempat diunggah di Wattpad dengan akun @la3xfindyou dan udah dibaca lebih dari 5,7 ribu kali dengan 611 votes. Nggak heran sih, karena ceritanya bener-bener bikin baper!
Jadi ceritanya tentang Anindia, cewek yang punya ekspektasi tinggi soal pernikahan. Sejak kecil, dia selalu ngebayangin kehidupan rumah tangga yang penuh cinta dan kehangatan. Tapi sayangnya, realita nggak seindah drama Korea. Jeandra suaminya punya ego yang segede gunung dan ngerasa kalau Anin cuma jadi pengganggu dalam hidupnya. Perlakuan Jeandra ke Anin bikin semua impian indahnya tentang pernikahan hancur dalam sekejap.
Dari kisah ini, kita bakal diajak buat ngerasain perihnya hubungan yang nggak sejalan, di mana cinta yang diharapkan nggak selalu datang dari orang yang seharusnya mencintai kita. Siap-siap aja buat kebawa emosi dan ikutan ngerasain sakitnya Anin! Oke kita mulai pendahuluannya dari tokoh utama kita let's go!!
Pendahuluan dari Anindia
Jakarta, 15 Januari 2021. Waktu itu aku masih sembilan tahun, dan di pikiranku, pernikahan adalah sesuatu yang indah. Aku membayangkan dua orang yang saling mencintai akan bersatu, menjalani hidup bersama, dan bahagia selamanya. Aku yakin, menikah itu bagian dari dongeng yang nyata, sesuatu yang selalu dinanti dan penuh kebahagiaan.
Tapi ternyata, hidup nggak sesederhana itu. Makin dewasa, makin banyak hal yang nggak sesuai ekspektasi, termasuk soal pernikahan. Semua mimpi indah yang kubangun selama bertahun-tahun hancur begitu saja karena satu orang: Laksamana Jeandra Galuhpati. Lelaki itu merusak semua bayanganku tentang pernikahan. Dia bikin aku berkali-kali meragukan diri sendiri, jatuh dalam luka yang dalam, dan akhirnya meninggalkanku dalam kesendirian. Aku nggak pernah membayangkan akan membenci pernikahan, tapi karena dia, aku merasakan itu untuk pertama kalinya.
Sejak saat itu, aku sadar bahwa pernikahan bukan sekadar janji suci atau cinta yang indah seperti yang dulu kubayangkan. Kadang, pernikahan hanyalah sebuah ikatan yang dipaksakan, sebuah kompromi antara keinginan dan kenyataan yang nggak bisa kita hindari. Dan aku adalah salah satu orang yang harus menghadapinya, tanpa bisa memilih jalan keluar.
Pendahuluan dari Jeandra
Orang-orang sering bilang kalau menikah itu soal menyatukan dua jiwa dalam satu tubuh, tapi tetap dengan kepala yang berbeda. Dari kecil, aku tumbuh dengan pemahaman itu. Aku melihat langsung bagaimana orang tuaku menjalani pernikahan mereka—ada masa-masa indah, tapi juga ada banyak pertengkaran dan perbedaan yang sulit disatukan.
Tapi masalahnya, perempuan yang berdiri di depan altar waktu itu bukan orang yang kuinginkan. Dia Anindia bukan Karinina.
Aku nggak pernah menginginkan Anindia dalam hidupku. Aku nggak pernah membayangkan harus berbagi atap, berbagi waktu, atau bahkan berbagi perasaan dengannya. Satu-satunya orang yang ingin kunikahi adalah Karinina, seseorang yang sudah ada dalam hidupku jauh sebelum Anindia dipaksa masuk ke dalamnya.
Lalu, bagaimana aku bisa menjalani pernikahan ini? Bagaimana mungkin aku bisa hidup dengan seseorang yang bukan pilihanku?
Ketika Pernikahan Tidak Selalu Manis
Pernikahan Anin bukan terjadi karena cinta, tapi karena perjodohan. Semua ini bukan keinginannya, melainkan tuntutan dari seseorang yang harus ia hormati. Dan seakan semuanya belum cukup menyakitkan, di hari pernikahannya sendiri, ia harus menerima kenyataan lain yang lebih pahit.
Dengan gaun pengantin yang sempurna, rambutnya yang tertata rapi, dan buket mawar merah muda yang digenggamnya erat, Anin berdiri di samping Papa. Wajahnya tetap tersenyum, meski hatinya sudah porak-poranda. Berkali-kali Papa menarik napas dalam, mencoba menahan air mata agar tak jatuh di depan putrinya.
Anin menguatkan dirinya. Namun, begitu matanya menatap ke depan, ke arah laki-laki yang seharusnya menjadi "pangerannya," ia tahu bahwa harapan itu hanyalah mimpi kosong. Yang berdiri di sana bukan pria yang akan membawanya ke kebahagiaan, melainkan seseorang yang menatapnya dengan dingin dan penuh amarah seakan ia adalah badai yang akan menghancurkan hidupnya.
Anin sadar, ini bukan awal yang indah. Ini adalah awal dari kisah yang penuh luka.
Kelebihan:
Hold On, It Hurts punya cerita yang klasik tapi tetap bikin nagih. Tema perjodohan memang sudah sering digunakan, tapi Noveni Adelia berhasil mengemasnya dengan cara yang unik dan emosional. Setiap bab membawa pembaca lebih dalam ke dalam konflik yang semakin kompleks, bikin susah buat berhenti membaca.
Alurnya yang maju-mundur bikin cerita semakin menarik. Kita nggak cuma melihat bagaimana hubungan para tokoh berkembang, tapi juga memahami latar belakang dan alasan di balik keputusan mereka. Cara ini bikin pembaca semakin relate sama karakter, karena kita bisa melihat sisi lain dari setiap peristiwa yang terjadi.
Karakter dalam novel ini juga digambarkan dengan sangat kuat dan realistis. Anindia adalah tokoh yang penuh dengan luka, tapi juga memiliki ketegaran yang luar biasa. Jeandra, meski menyebalkan, tetap memiliki sisi manusiawi yang bikin kita kadang kasihan dan kadang gemas. Perbedaan karakter yang kontras ini justru yang bikin cerita semakin seru dan dinamis.
Novel ini juga punya banyak kejutan. Ada beberapa plot twist yang sukses bikin pembaca terkejut dan nggak bisa berhenti membaca.
Kekurangan:
Salah satu hal yang mungkin bisa bikin pembaca agak capek adalah alurnya yang cukup lambat di beberapa bagian. Ada beberapa adegan yang terasa terlalu panjang, sehingga bisa membuat pembaca kehilangan fokus.
Panjang cerita juga bisa jadi tantangan tersendiri. Beberapa bagian sebenarnya bisa lebih dipersingkat tanpa mengurangi esensi cerita.
Penggunaan bahasa yang kadang terlalu dramatis atau hiperbolis bisa membuat beberapa adegan terasa berlebihan. Kalau sedikit lebih natural, ceritanya pasti bakal lebih kena di hati pembaca.
Pesan Moral
Dari novel ini, kita bisa belajar satu hal penting: jangan pernah memaksakan kehendak ke orang lain, terutama dalam hal pernikahan.
Orang tua sering kali berpikir bahwa mereka tahu apa yang terbaik untuk anaknya. Mereka mengambil keputusan dengan alasan "demi kebaikan," tanpa benar-benar bertanya apakah anak mereka menginginkan hal yang sama.
Tapi pada akhirnya, hidup adalah milik kita sendiri. Kita yang menjalani, kita yang merasakan, kita yang harus menerima konsekuensinya. Pernikahan bukan sesuatu yang bisa dipaksakan, karena tanpa cinta dan kemauan dari kedua belah pihak, pernikahan hanya akan menjadi ikatan kosong yang menyiksa.
Jadi, kalau ada satu hal yang bisa kita ambil dari cerita ini, itu adalah bahwa setiap orang berhak memilih jalan hidupnya sendiri. Jangan biarkan orang lain menentukan kebahagiaan kita, karena kebahagiaan itu harus kita ciptakan sendiri.
Oke kita tarik napas, gimana dari sekelebat aja udah bisa ngerasain sesakit apa jadi Anindia. Tapi Anin tuh kuat banget Ya Allah gak habis pikir aku. Dia udah di apain aja sama Jean masihh aja tetep di maafin di pertahanin. Kalian kalau baca pasti gak mungkin enggak pasti nih pastii bakal maki-maki si Jean kek lu tuhh arghh. Di situ kan aku spil dikit lagi soalnya dia tas gak aku masukin, Anin punya temen sama-sama dokter namanya Akasara nah dia nih suka sama Anin, dan kalian tau apa AKU ADALAH SALAH SATU ORANG YANG MENDUKUNG MEREKA SAMA-SAMA, dan ngedukung Anin sama si Jean cerai biarin si Jean tuh nyesel mampus tau rasa ihhh greget bangett akuu. Oke segitu aja gess jangan banyak-banyak nanti kalaian gak mewek kalau aku spil semua. Aku jamin kalian bakal mewek, sesek banget soalnya. Aku aja tiap baca nangis huhuhu. Segitu dulu guys bye bye 👋👋
Sumber foto : https://pin.it/2fwMR4YyY